Belajar menjadi Ibu Profesional

Bismillahirrohmanirrohim

Sejujurnya posting pertama ini benar2 posting tersulit. Saya terpaksa bikin blog untuk memenuhi tugas dari Matrikulasi IIP Batch 1.
Sebenarnya sudah lama berkeinginan menulis -hobi sejak kecil yang semakin terlupakan pas udah mulai kerja, ahh, alasan aja -. Jadi, point nya adalah, start hari ini saya mau membiasakan diri untuk menulis lagi. Toh kemampuan menulis yang semakin terasah itu juga bagus untuk meningkatkan writing skills kalo diberikan kesempatan kuliah ke LN. In shaa Allah.

Kembali ke topik semula.

Sebelum menginjak ke pembahasan utama, saya mau kasih pengantar sedikit, tentang seluk beluk Institut Ibu Profesional. Saya bergabung dengan IIP Bekasi sekitar 1 – 1,5 tahun. Awal saya bergabung dengan IIP Bekasi 1. Kemudian karena jumlah member semakin banyak dan pada saat itu dibuka lowongan admin, saya pindah ke IIP Bekasi 2 sebagai admin sampai sekarang. Kegiatan IIP Bekasi meliputi kegiatan online (whatsapp group) dan offline (seminar parenting, penggalangan dana, kopdar, rumah belajar, dll). Saya sadari sebenarnya kontribusi saya di grup ga sebanyak admin yang lain, tapi saya berusaha melakukan yang terbaik yang saya bisa. Membagi waktu untuk urusan keluarga, kantor dan komunitas rasanya tidak ada yang pernah benar-benar adil. Dalam artian, sampai saat ini selalu ada yang terkalahkan. Sebenarnya tidak bermaksud mengabaikan, tapi yah mungkin ini lebih dikarenakan kedangkalan ilmu saya dalam memanage waktu dan energi. Oleh karena itu, ketika ada kesempatan bergabung dengan program akselerasi dari IIP yang berjudul Matrikulasi Ibu Profesional dengan materi pertama Overview Ibu Profesional, saya jadi antusias.

Sebelum saya menjawab tugas dari Bu Septi, alangkah baiknya saya share materi yang diberikan oleh beliau. Berikut materi singkat dari Bu Septi.

MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA

Oleh : Septi Peni Wulandani

Salam Ibu Profesional,

Selamat  datang di program Matrikulasi Ibu profesional.
Di sesi pertama ini kita akan membahas tentang 4 hal :
a. Apa Itu Ibu Profesional?
b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional?
c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional?
d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional?

APA ITU IBU PROFESIONAL?

Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna 1 perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2 sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;3 panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): — jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: — negeri; — kota;
Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak –;

Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang : a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya.
b.Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik.

APA ITU KOMUNITAS IBU PROFESIONAL?

Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu.

VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL
Menjadi komunitas pendidikan perempuan yang paling unggul di Indonesia.

MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL

1.Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi
guru utama dan pertama bagi anaknya.
2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.
3. .Meningkatkan rasa percaya diri  ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
4. Meningkatkan peran ibu menjadi “change agent” (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang.

BAGAIMANA TAHAPAN-TAHAPAN MENJADI IBU PROFESIONAL?

Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu :
a. Bunda Sayang
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi
guru utama dan pertama bagi anak-anaknya
b. Bunda Cekatan
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya
sehingga menjadi keluarga yang unggul.
c. Bunda Produktif
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri  ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga  ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya
d. Bunda Shaleha
Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang.

APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL?

“Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA”

Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena customer kita adalah anak-anak dan suami. Maka yang perlu ditanyakan adalah :

BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?
b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?
c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?
d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?

BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?
b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.
c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?
d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga

BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?

BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?
b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?

Jawaban saya

APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL?

“Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA”

Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena customer kita adalah anak-anak dan suami. Maka yang perlu ditanyakan adalah :

BUNDA SAYANG
a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya?

Saya memiliki 2 anak, usia 5 dan 3 tahun.
Saya belum tahu sejauh mana mereka senang dan bangga dididik oleh saya sebagai ibu mereka. (Mudah2an saya bisa menjadi ibu kebanggaan mereka selamanya). Yang pasti, mereka senang ketika dibacakan buku cerita, mereka senang ketika dilibatkan kegiatan di rumah, misal ketika membuat spaghetti/pizza, bermain lego dan fun thinker, renang di rumah, ataupun ketika menemani saya membersihkan carport. Ketika mereka bermain peran, saya pun selalu berusaha untuk ambil bagian. Misal ketika mereka bermain adik bayi.
Sebagai wanita yg bekerja di ranah publik, saya menyadari waktu dan kehadiran saya di rumah bagi anak-anak sangat terbatas. Oleh karena itu, saya tidak menerapkan standar yang terlalu tinggi bagi mereka. Bagi anak pertama saya tidak memusingkan apakah ia sudah bisa calistung ato belum. Karena saya tau, akan tiba saatnya ia bisa calistung sendiri. Setiap ada kesempatan, saya ajarkan materi calistung tanpa saya kasih pressure dan target dia harus bisa. Dan ketika saatnya tiba, justru saya yang merasa surprised. Selain itu, saya juga berusaha untuk menyempatkan diri hadir ketika ada acara2 di sekolah (field trip, pentas, dll)

b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi?

Alhamdulillah saya memiliki  suami yang family oriented. Beliau senang terlibat dalam kegiatan pengasuhan.✅

c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini?

Saya akui saya dan suami masih sangat minim tentang ilmu parenting.
Yang sudah kami lakukan adalah belajar otodidak tentang :
– bagaimana ideal pengasuhan ayah dan ibu terhadap anak perempuan
– bagaimana mengelola emosi ketika mereka sedang mess up
– bagaimana mengajarkan anak-anak tentang arti menabung
– bagaimana mengatasi sibling rivalry di antara mereka
– komunikasi produktif dan membuat bonding orangtua – anak

Target selanjutnya adalah belajar ilmu parenting paling minim 1x dalam sebulan, entah ikut seminar parenting, baca buku parenting, pro aktif menerapkan materi diswap/kulwap yang diadakan di grup, dll.

d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak?

– bagaimana ideal pengasuhan ayah dan ibu terhadap anak perempuan  ▶berinteraksi dengan anak-anak menggunakan bahasa yang jelas dan disertai argumentasi kenapa begini dan begitu. Memberikan reward dan punishment sesuai unur mereka.
– bagaimana mengelola emosi ketika mereka sedang mess up ▶ mengajak anak-anak membereskan mainannya. Menerapkan aturan time out jika mereka tidak mau membereskan mainan mereka.
– bagaimana mengajarkan anak-anak tentang arti menabung  ▶ saya menyiapkan celengan bagi mereka berdua. Tiap minggu menyiapkan receh untuk mereka tabung.
– bagaimana mengatasi sibling rivalry di antara mereka  ▶ saya membiasakan beli mainan 1 pc saja. Saya berikan pengertian kepada mereka untuk berbagi dan hidup sederhana. Baik kakak ataupun adik memiliki hak yang sama terhadap mainan tersebut. Jika mereka menginginkan main mainan yang sama, saya ajarkan mereka untuk bermain bergantian.
– komunikasi produktif dan membuat bonding orang tua – anak ▶ senantiasa berbicara menatap kedua mata mereka. Saya dan suami sepakat makan malam adalah waktu kumpul keluarga. Jadi kami berempat kumpul bersama. Berbincang hal-hal yang terjadi selama sehari. Memberikan apresiasi jika mereka bersikap baik dan memberikan analogi jika mereka bersikap keliru. Kalo suami masih sempat sarapan bersama anak2, sementara saya tidak.  Oleh karena itu, setiap pagi saya usahakan untuk memeluk anak2 selama 20 detik dan memberikan afirmasi dan energi positif kepada mereka.✅

BUNDA CEKATAN
a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik?

Pengelolaan RT masih belum begitu baik. Kami berdua sepakat untuk merenovasi rumah, sehingga saat ini kami menahan diri untuk tidak belanja perabotan rumah tangga ataupun barang yang tidak perlu.✅

b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”.

Ya. Sedari awal peran saya adalah manajer keuangan keluarga. Hanya diperlukan peningkatan kedisiplinan agar tetap on track pada rancangan anggaran yang telah disusun.✅

c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini?

” ilmu mengelola keuangan.”✅

d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga

– Menginvestasikan uang pada beberapa instrumen investasi.✅

BUNDA PRODUKTIF
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?

Iya. Saya berminat terhadap menulis. Saya ingin terus menggeluti bakat menulis saya dan mengedukasi masyarakat terkait dengan ilmu dan keahlian yang saya miliki agar suatu saat bisa menghasilkan dan bermanfaat bagi banyak orang. ✅

b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?

Dengan cara share ilmu, pengalaman berdasarkan keahlian yang dimiliki baik intern lingkup kantor ataupun ekstern lingkup masyarakat. Pengedukasian ini mutlak dilakukan terkait dengan peran dan tanggung jawab saya dalam pengawasan produk obat dan makanan yang aman dan berkhasiat bagi maayarakat. Pengedukasian ini bisa untuk siapa aja, dari lingkup terkecil keluarga, kemudian tetangga, perkumpulan orang tua murid, komunitas ibu profesional, penjual di pasar, dll. Saya yakin, semakin banyak berbagi, semakin banyak manfaat yang diperoleh.✅

c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?

In shaa Allah sedang menuju tahap excellent. ✅

d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?

Peran dan tanggung jawab saya tidak memungkinkan saya untuk tidak meninggalkan anak dan keluarga. Yang bisa saya lakukan adalah memantau anak-anak sehat, aman dan ceria. Saya senantiasa berusaha memberikan waktu yang berkualitas untuk anak dan keluarga.✅

BUNDA SHALEHA
a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini?

Saya ingin meraih ridho Allah. Saya bekerja di ranah publik dan domestik dalam rangka semata-mata mencari keridloan dan keberkahan dari Allah SWT.✅

b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada?
1. Raihlah cita-citamu setinggi langit. Seterjal apapun, jika kita tetap on track pada goal yang ingin kita capai, in shaa Allah Allah akan memudahkan jalan.
2. Be creative
3. Be competitive

c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus?
1. Berbagi ilmu
2. Sedekah bagi orang yang membutuhkan

d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut?

Alhamdulillah bahagia 😊

CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN

Menurut saya Profesional adalah melaksanakan peran sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing dengan tidak mengorbankan kepentingan orang lain di dalamnya.

a. Sebagai individu
1. Dari segi rohani : Lebih dekat dengan Allah SWT , mementingkan hak Allah dengan melaksanakan sholat wajib dan sunnah tepat waktu serta menggalakkan kembali puasa senin-kamis.
2. Dari segi psikis : melakukan me time ketika dalam perjalanan pulang dan pergi ke kantor.
3. Dari segi pengembangan karir di kantor dan rumah :
Berusaha menjadi personel yang profesional. Peningkatan kompetensi bisa dengan pelatihan (kantor) ataupun membaca buku-buku parenting dan pengembangan diri (domestik).

b. Sebagai istri
– menambah keterikatan suami-istri (bounding). Mencari kegiatan yang bisa menyatukan minat dan bakat suami-istri.
-mengelola rumah dan keuangan bersama suami.

c. Sebagai ibu
– mendidik anak sesuai dengan tumbuh kembang mereka
– kreatif dalam membuat asupan bergizi bagi anak-anak
– menambah keterikatan orang tua dengan anak dengan melakukan kegiatan-kegiatas keluarga yang tidak harus mengeluarkan biaya cukup banyak. Bisa in door ataupun out door rekreasi keluar rumah.

Leave a comment